Inilah Penyebab Semangat Ibadah Kita Menurun

Inilah Penyebab Semangat Ibadah Kita Menurun

Inilah Penyebab Semangat Ibadah Kita Menurun | “Allahumma inni a’udzu bika mial ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wamin fitnatil wahyaa wal mamaat.

“ Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepadam-Mu dari siksa kubur dan bencana kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari no. 6367 dan muslin no. 2706)

Itulah sebait doa yang diajarkan Rasaulullah SAW kepada umatnya. Memang dalam kehidupan ini akan kita ketemui banyak jalan. Kadang naik kadang turun. Kadang mudah kadang juga ditimpa kesulitan. Begitu pula dalam menjalankan aktifitas menjalankan ibadah. Ada kalanya hatim merasa khusyuk, jasad begitu mudah untuk digerakkan bersegera melakukan amal kebaikan, dan bahkan merasa rindu dan menunggu-nunggu waktu untuk beribadah secara khusus pada Allah.

Merasakan semangat dan nikamtanya bangun malam, merasakan nikmatnya tilawah Al-Qur’an selama berjam-jam, sabar dan ikhlas dengan rasa lapar saat melakukam puasa sunnah, dan ringanna hati melepas harta untuk diinfakkan. Namun ada kalanya perasaan khusyuk itu mengikis dari hati, dan yang ada adalah kemalasan, menunda-nunda ibadah, rasa berat hati melepaskan harta, dan perasaan-perasaan lemah semangat lainnya. Fenomena lemahnya iman, datangnya kemalasan itu dikenal dengan penyakit futur.

Penyebab Penyakit Futur
Ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi dalam ghirah/semangat kita dalam menjalankan ibadah. Beberapa factor yang perlu di waspadai itu antara lain adalah :

1. Salah Niat
Setiap kita melakukan amal maka evaluasilah apa yang akan mejadi motifasinya? Bila setiap apa yang kita lakukan karena Allah semata maka akan menjadi landasan kuat dalam menjalankan amal. Setiap mengalami kelemahan iman akan membuatnya resah dan memohon kepada Allah agar diberi kekhusukan dan semangat dalam beribadah, dan senantiasa merindukan nikmatnya beribadah kepada Allah.

Namun jika niatnya bukan karena Allah SWT, maka bila tidak sesuai harapan tidak mustahil semangat akan memudar larut dalam keputus asaan. Seseorang yang semangat beribadah agar mendapatkan jodoh, semangat belajar saat akan menghadapi ujian sekolah semangat mengedur dann luntur apabila harapan dan tujuan akan pupus dan tidak tercapai apabila tidak dilandasi niat untuk beribadah karena Allah SWT.

Amalan yang tidak dilandasi karena Allah SWT akan rapuh dan tumbang dan jatuh diterpa berbagai masalah. Sebab tidak semua amalan kebaikan akan mendapat pujian tapi sebaiknya akan mendapatkan cemooh dan cacian yang akan kita dapatkan. Jika kita niatnya karena Allah Swt hanya untuk mendapatkan Ridha Allah Swt dan bukan karena mendapatkan pujian sesama manusia. Karena itu Rasulullah sering berdoa:

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya Allah, Jadikanlah sebaik-baik amalku keridhaan-Mu. Ya Allah, Jaikanlah sebaik-baik hariku saaT bertemu dengan-MU,”

2. Berlebihan (ghuluw) dan Terlalu Bersemangat dalam Beribadah
Setiap hal yang dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan kesudahan yang tidak baik, begitu pula dengan amal ibadah. Beberapa bentuk tindakan Gulluw ini antara lain;

a. Berlebihan Dalam Din (bersikap keras dan berlebihan dalam agama)
Berlebihan pada suatu jenis amal akan berdapak pada terabaikannya kewajiban-kewajiban lainnya. Dan sikap yang di tuntut pada kita dalam beramal adalah washathiyyah atau sedang dan tengah-tengah agar tidak terperangkap pada ifrath dan tafrith (mengabaikan kewajiban yang lain).
Dalam hadist yang lain Rasull bersabda: “sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atua menjadi berat mengamalkannya.” (H.R. Muslim)
Karena itu, amal yang paling disukai Allah SWT, adalah yang sedikit dan kontinyu.

b. Berlebih-lebihan Dalam Hal yang Mubah.
(berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan) Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan. Namun para sahabat sangat menjaganya. Mereka lebih untuk menjaukan diri dari hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram. Berlebihan dalam makanan menyebabkan orang menjadi gemuk. Kegemukan akan memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas membuat orang menjadi santai. Dan santai mengakibatkan kemunduran. Karena ini sacara keseluruhan akan menghalangi dalam melaksanakan amal ibadah dan gerak dakwah.
c. Tidak Disiplin Dalam Menjalankan Amal Keseharian
Pelaksanaan ibadah secara tekun, pada hakikatnya akan membuat selalu bersambung dengan Allah. Ia akan selalu berada dalam lindungan Allah, selalu terjadi komunikasi sambung rasa antara ia dengan Allah ia membuatya mempersiapakan kondisi ruhiyah atau spiritual yang baik sebgai dasar untuk bergerak dakwah. Namun sebaliknya, kelalaian untuk melaksanakan amalan, berupa rangkaian ibadah baik yang wajib maupun sunnah, dapat membuat seseorang terjerumus untuk sedikit demi sedikit merenggangkan hubungannya dengan Allah. Jika ini terjadi, maka sulit baginya menjaga kondisi ruhiyah dalam keadaan taat kepada Allah.
      Allah befirman: “Barang siapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun.” (An-Nur: 40)

d. Memisahkan Diri Dari Kebersamaan Orang-orang Soleh
Kondisi lingkungan (biah) dapat menentukan kualitas seseorang. Teman yang baik akan melahirkan teman yang baik. Akan tumbuh suasana Ta’awun atau tolong menolong dan saling menasihatkan. Sedangkan teman yang buruk akan melunturkan hamsah (kemauan) yang semua menjadi tekad. Karena itu Rasulullah bersabda:"Seseorang atas diri sahabatnya, hendaklah melihat seorang di antara kalian siapa ia berteman," (HR. Abu Daud)

      Jauhnya seseorang dari berjamaah mudah didekati syaitan. Rasulullah bersabda: "Setan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, sperti srigala menerkam doma yang terpisah dari kawannya." (HR. Ahmad)

e. Sedikit Mengingat Akhirat
Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat beramal. Selalu diingat akan adanya hisab atas setiap amalnya. Kebalikannya, sedikit mengingat kehidupan akhirat menyulitkan seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak ada pemacu amal berupa keinginan untuk medapatkan ganjaran di sisi Allah pada hari yaumul hisab nanti. Karena itu Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya engaku mengetahi apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”

Mengobati Kelesuan

Untuk mengobati penyakit ini, bebrapa ulama memberikan beberapa resep.
1. Jauhi Kemaksiatan
Kemaksiatan akan mendatangkan kemungkaran Allah. Dan akhrnya membawa pada kesesatan. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa mussibah oleh Kemurkaan-Ku, maka binasalah ia.” (Thaha:  81)

2. Tekun Mengamalkan Amalan Siang dan Malam
Amalan siang dan malam dapat melindungi dan menjaga seseorang untuk berhubungan dengan Allah swt. Hal ini dapat menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah.
Allah berfirman: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (Al-Furqan: 63-64)

3. Mengintai Waktu-waktu yang Terbaik
Dalam banyak hadist Rasulullah saw. Banyk menginformasikan adanya waktu-waktu tertantu dimana Allah swt, lebih memperhatikan doa hamba-Nya. Sepertiga malam terakhir, hari jum’at, antara dua Khutbah, ba’da Ashar hari Jum’at, bulam Ramadhan, bulan Zulaqaedah, Zulhijjah, Muharram, Rajab dll. Waktu-waktu mempunya keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang dihadapan Allah.

4. Menjauhi Hal-hal yang Berlebihan.
Berleihan dalam hal kebaikan bukanlah tindakan yang bijaksana. Apalagi berlebihan dalam keburukan. Allah memerintah manusia sesuai kemampuannya. Firman Allah: “Maka bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu!” (At-Taghabu: 6)

5. Bersama Orang Sholeh
“Berjamaah itu rahmat, Firqah (perpecahan) itu azab.” Demikan sabda Rasulullah. Dalam hadist yang lain beliau bersabda: “Barag siapa yeng menghendaki tengahnya surga, hendaklah ia melazimi jamaah.”

Dengan jamaah seorang muharrik akan selalu berada dalam majelis dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya selalu terikat dengan komitmenya semula. Juga jamaah dapat memberikan program dan kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebodanan dan rutinitas.

6. Menghibur Diri Dengan Hal yang Mubah
Bercengkrama dengan keluarga, mengambil secukupnya rekreatif serta memberikn hak badan secara cukup mampu membuat diri menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang dikerjakan.

7. Mengingat Mati, Surga dan Neraka
Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Sesungguhnya futur akan membuat hidup kita terasa berat, dukungan Allah akan menipis, dan membuat jiwa akan terasa resah. Kita senantiasa memohon kepada Allah mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga semangat ibadah kita. Amin . Wallahu a’lam bis shawab.


 Search: Inilah Penyebab Semangat Ibadah Kita Menurun, Contoh Penyebab Malas Beribadah, Sebab-sebab Malas Sholat, Ingat Mati, Pentebab Penyakit Futur, Malas Menjalankn ibadah, Ingatlah Neraka.

[Sumber: Buletin.Dakwah.Hidayah, Edisi.271/27.Syawal.1433H]
[Img:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu8c_5f3KWXNFfE7sHZuJW0xYMWO8qKRCQNhr3W3snb27VmLFDFueGS7WRbovFEwjb_JTKPrNZWTxhFA5lf-yPkiOJjUblCQtVsEx-vNFbCNebFrODgOM9pia-XQPsXZD-5ehZxEPQH9UU/s1600/tidak+mau+sholat.JPG]

0 Response to "Inilah Penyebab Semangat Ibadah Kita Menurun"

Post a Comment

Terimakasih atas kujungannya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan materi artikel! Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.