Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar Sesuai Tuntunan Rasulullah

Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar Sesuai Tuntunan Rasulullah

Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar Sesuai Tuntunan Rasulullah | Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari terbit kemudian naik kira-kira sepenggalah sampai matahari agak tinggi dan agak panas (Kira-kira pukul 07.00 – 11.00). Baca : Waktu Paling Afdol untuk Melaksanakan Sholat Dhuha

Mengenai Sholat Dhuha Rasulullah SAW bersabda :

“Dari Abuh Hurairah ra. Berkata: Telah berpesan kepadaku kekasihku (Rasulullah SAW) tentang tiga perkara, yaitu puasa tiga hari tiap-tiap bulan (tanggal 13, 14, 15), sholat Dhuha dua rakaat dan sholat Witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tata Cara Sholat Dhuha : Jumlah Rekaat Sholat Dhuha


Cara melaksanakan sholat Dhuha tidak berbeda dengan sholat-sholat lain pada umumnya. Dapat dilakukan dengan dua rakaat-dua rakaat, dapat pula dilakukan dengan empat rakaat salam. Namun, yang paling afdhal dilaksanakan dengan dua rakaat salam.

Sholat Dhuha dapat dilakukan dengan dua rakaat. Itulah jumlah minimal rakaatnya. Hal itu berdasarkan Sabda Rasulullah SAW yang bersumber dari Abu Huraiah: “Telah berpesan kepadaku kekasihku (Rasulullah SAW) tentang tiga perkara, yaitu puasa tiga hari tiap-tiap bulan (tanggal 13, 14, 15), sholat Dhuha dua rakaat dan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jika ingin menambah rakaat dapat melaksanakan 4 rakaat, 8 rakaat, atau 12 rakaat. Jumlah empat rakaat berdasarkan riwayat dari Mu’adzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah RA: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah SAW ketika menunaikan sholat Dhuha? “Aisyah RA menjawab, “Empat rakaat dan Beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Hadits tersebut juga dijadikan dasar oleh sebagian ulam bahwa jumlah rakaat sholat Dhuha tidak terbatas.

Adapun yang 8 rakaat berdasarkan riwayat dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata : “Saya berkunjung kepada Rasulullah SAW pada tahun Fathu (penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri Beliau.” Ummu Hani berkata, “Maka kemudian aku mengucapkan salam.” Rasulullah pun bersabda, “Siapakah itu?” Saya menjawab, ‘Ummu Hani binti Abu Thalib’. Rasulullah SAW bersabda, “Selamat datang wahai Ummu Hani.” Sesudah mandi beliau menunaikan sholat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah sholat saya (Ummu Hani) berkata, ‘Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Habairah.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani.” Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah SAW sholat) terjadi pada waktu Dhuha.” (HR.Muslim).

Atau sebanyak 12 rakaat. Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengerjakan sholat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka Allah SWT akan membangunkan untuknya istana di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, hadits hasan).

Baca : Keutamaan, Hikmah dan Manfaat Sholat Dhuha

Tata Cara Sholat Dhuha secara Berjamaah atau Sendirian


Melaksanakan sholat Dhuha yang paling afdhal adalah dengan sendiri-sendiri. Namun, tidak mengapa jika dilaksanakan dengan berjamaah sekali waktu atau jika untuk pembelajaran. Ini adalah pendapat mayoritas ulama bahwa sholat sunnah boleh dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian (munfarid). Nabi Muhammad SAW pernah melakukan dua cara tersebut. Namun, yang paling sering dilakukan adalah secara sendirian.

Rasulullah SAW pernah melakukan sholat bersama Hudzaifah; bersama Anas, ibunya dan seorang anak yatim. Beliau juga pernah mengimami para sahabat di rumah ‘iItban bin Malik; baliau pun pernah melaksanakan sholat bersama Ibnu ‘Abbas.

Ibnu Hajar Al Asqolani ketika menjelaskan hadits Ibnu ‘Abbas yang berada di rumah Maimunah dan melaksanakan sholat malam bersama Rasulullah SAW, beliau Rahimahullah mengatakan bahwa dalam hadits tersebut menunjukkan diperbolehkannya melakukan sholat sunnah secara berjamaah.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin Rahimahulah pernah ditanya mengenai hukum mengerjakan sholat sunnah dengan berjamaah. Beliau menjawab, “Apabila seseorang melaksanakan sholat sunnah terus menerus secara berjamaah, maka ini adalah sesuatu yang tidak disyariatkan. Adapun jika dia melaksanakan sholat sunnah tersebut kadang-kadang secara berjamaah, maka tidaklah mengapa karena terdapat petunjuk dari Rasulullah SAW mengenai hal ini. Seperti sholat malam yang beliau lakukan bersama Ibnu ‘Abbas. Sebagaimana pula beliau pernah melakukan sholat bersama Anas bin Malik Rahiyallahu ‘anhu dan anak yatim di rumah Ummu Sulaim, dan masih ada contoh lain semisal itu.”

Adapun yang menjadi dasar dibolehkan berjamaah untuk pembelajaran, adalah karena ada maslahat (karena adanya alasan tertentu, misalnya untuk pembelajaran). Ibnu Hajar menjelaskan “Sholat sunnah yang utama adalah dilakukan secara munfarid atau sendirian. Hal itu jika di sana tidak ada maslahat seperti untuk mengajarkan orang lain. Namun, jika sholat sunnah secara berjamaah dilakukan dalam rangka pengajaran maka diperbolehkan. Wallahua’lam bishowab.

[Search : Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar Sesuai Tuntunan Rasulullah | Cara mengerjakan Sholat Dhuha | Tata Cara Sholat Dhuha secara Berjamaah atau Sendirian | Jumlah Rekaat Dalam Sholat Dhuha]
[Img : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZeBeTEjoO8A9CKFA8PH0mPNv1qbF4_PHx4VXAsXF9T9ibCRuMZSRfD0hn0BakPdYL0uyeE0cJJaMqfFe0s5NDWKgm7KVbnOtr1RbEWgKMJ23bJCefCiP1ypuTz6_AOm2wULIYxCIGg2o/s1600/orang+sholat.jpg]
[Sumber : Ubaidurrahim El-Hamdi. 2013. Super Lengkap Shalat Sunah. Jakarta: Kawah Media]

1 Response to "Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar Sesuai Tuntunan Rasulullah"

  1. tolong lenkapi tata caranya biar lebih tau...disertai dengan do'a stelah shoaltnya

    ReplyDelete

Terimakasih atas kujungannya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan materi artikel! Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.