Tata Cara Melaksanakan Sholat Tahajud

Tata Cara Melaksanakan Sholat Tahajud

Tata Cara Melaksanakan Sholat Tahajud | Sholat Tahajud disebut juga sholat lail, sholat malam atau qiyamul lail. Khusus pada bulan Ramadhan, disebut Tarawih atau qiyamul Ramadhan.

Waktu dan Bilangan Rakaat Sholat Tahajud

Sholat Tahajud dapat dilaksanakan pada permulaan, pertengahan, atau penghabisan malam, asalkan sudah menunaikan sholat Isya. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan sholat Tahajud adalah penghabisan malam atau sepertiga malam yang terakhir. Rasulullah SAW bersabda:

“Waktu yang paling dekat antara Rabb dengan hamba adalah saat separuh malam terakhir, maka jika kamu dapat menjadi salah satu orang yang mengingat Allah, maka lakukanlah”. (HR. Tirmidzi dan Nasa’I dari Amr bin ‘Abasah).

Adapun bilangan rakaatnya, tidak ada batasan tertentu mengenai jumlah rakaat sholat Tahajud. Maka cukup kiranya dengan mengerjakan sholat Witir satu rakaat sesudah sholat Isya bila kondisi tidak memungkinkan. Hal ini di dasarkan pada hadist berikut:

“Dari Sumrah bin Jundub RA. ia berkata, “Kita diperintahkan oleh Rasulullah SAW supaya mengerjakan sholat malam itu sedikit atau banyak dan sebagai penghabisannya/penutupnya sholat Witir.” (HR. Thabrani dan Al-Bazzar).

Dari Ibnu Abbas RA. ia berkata, “Kita diperintah olah Rasulullah SAW supaya mengerjakan sholat malam dan benar-benar menganjurkannya, sehingga beliau berkata, “Kerjakanlah sholat malam sekalipun hanya satu rakaat.” (HR. Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Ausath).

Namun yang paling utama dan paling kuat adalah 11 rakaat. Termasuk 3 rakaat salam. Pelaksanaannya bisa 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1. Hal ini didasarkan pada hadist dari Aisyah ra bahwa ia berkata :

“Rasulullah SAW tidak pernah menambah shalat malam itu, baik ketika bulan ramadhan atau bulan lainnya dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat, jangan Tanya tentang baik dan panjangnya. Kemudian sholat lagi empat rakaat, jangan Tanya tentang baik dan panjangnya. Kemudian sholat Witir tiga rakaat. Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum Witir?” Beliau menjawab, “Ya “Aisyah, walau kedua mataku tidur, namun hatiku tidak tidur.” (HR. Bukhari Muslim).

Dari Ibnu Umar, bahwa ia berkata, “Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat malam dua rakaat-dua rakaat dan sholat Witir satu rakaat. (HR. Bukhari Muslim).

Tata Cara Melaksanakan Sholat Tahajud Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Pada hakikatnya, tidak ada tata cara khusus dari Nabi Muhammad SAW tentang cara melakukan sholat tahajud. Tetapi, tata cara yang ada adalah beragam sehingga seorang muslim boleh melakukan cara yang mana saja.

Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam kitabnya Zaadul Ma’aad membuat pasal dengan judul: “Pasal tentang tuntunan Rasulullah SAW dalam melakukan sholat malam.” Dalam bab tersebut, ia menyebutkan tata cara yang banyak tentang sholat malam yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, antara lain:

Pertama, Cara yang dikemukakan Ibnu ‘Abbas RA bahwa Nabi Muhammad SAW bangun pada malam hari lalu melakukan sholat dua rakaat dengan memperlama berdiri, ruku’ dan sujud. Kemudian Beliau pergi, lalu tidur hingga meniup-niup (salah satu sunah sebelum tidur). Kemudian beliau melakukan itu sebanyak tiga kali dengan enam rakaat. Pada tiap kalinya beliau bersiwak dan berwudhu dan beliau membaca:

“Inna fii khalqis samaawaati wal ardhi wakhtilaafil laili wannahaari Ia-aayaati li ulil albaab”.

(hingga akhir surat). Kemudian beliau melakukan sholat Witir tiga rakaat, lalu muadzin adzan dan beliau keluar untuk melakukan sholat Subuh…(dan seterusnya hingga akhir hadits). (HR. Muslim).

Kadua, Rasulullah SAW melakukan sholat malam sebanyak delapan rakaat dengan salam pada tiap-tiap dua rakaat, lalu sholat Witir sebanyak lima rakaat sekaligus, tanpa duduk kecuali pada rakaat akhir. (HR. Muslim).

Ketiga, Rasulullah SAW sholat sebanyak Sembilan rakaat dengan melakukannya secara bersambung pada delapan rakaat tanpa duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan, di mana pada akhir rakaat ini beliau duduk untuk berdzikir kapada Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada Nya, lalu beliau bangun tanpa salam dan meneruskan rakaat yang kesembilan, lalu setelah itu duduk, membaca tasyahud dan salam. Setelah salam beliau sholat lagi dua rakaat dengan duduk. (HR. Muslim).

Keempat, Rasulullah SAW sholat dua rakaat- dua rakaat lalu beliau sholat Witir tiga rakaat tanpa dipisahkan di antara tiga rakaat itu dengan salam (salam setelah tiga rakaat). Iman Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah Ra, bahwa Rasulullah SAW sholat Witir tiga rakaat tanpa dipisahkan di antara rakaat-rakaat itu.

Muhammad bin Nashr Al-Marwazi Rahimahullah mengatakan bahwa cara yang kami pilih bagi orang yang melakukan sholat malam adalah melakukannya dua rakaat-dua rakaat, dengan salam pada tiap-tiap dua rakaat tersebut, dan terakhir ditutup dengan satu rakaat, berdasarkan beberapa hadits. Perkataannya tersebut adalah pilihan dan bukan sebuah kewajiban. Sebab, telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau sholat lima rakaat tanpa salam kecuali di akhirnya. Dengan demikian, maka sabda Nabi yang berbunyi, “Sholat itu dilakukan dua rakaat-dua rakaat,” adalah sebuah pilihan. Sedangkan bagi yang menginginkan melakukannya tiga rakaat, atau lima rakaat, atau tujuh rakaat, atau sembilan rakaat tanpa salam kecuali di akhirnya, maka hal itu boleh. Tetapi yang baik adalah salam pada tiap dua rakaat dan Witir satu rakaat.

Di antara tuntunan Rasulullah SAW adalah bahwa beliau memperlama berdiri dalam sholat. Hal itu berdasarkan riwayat dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata:

“Aku sholat bersama Rasulullah SAW lalu beliau memperlama berdirinya hingga aku ingin berbuat buruk.” Ia ditanya, “Apa yang kamu akan lakukan?” Ia mengatakan, “Aku ingin saja duduk dan meninggalkan Nabi SAW.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah menjelaskan, hadist tersebut menunjukkan bahwa Nabi SAW memilih memperlama berdiri dalam melakukan sholat malam, dan Ibnu Mas’ud adalah seorang yang kuat yang selalu mengikuti Nabi SAW. Ia tidak ingin duduk, kecuali setelah Nabi SAW berdiri lama sekali yang tidak biasanya beliau lakukan.” Wallahua’lam bishowab.

[Search : Tata Cara Melaksanakan Sholat Tahajud | Waktu dan Bilangan Rakaat Sholat Tahajud | Tata Cara Melaksanakan Sholat Tahajud Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW | Tata Cara Sholat Tahajud bersumber dari Nabi Muhammad SAW]
[Img: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTJ8FuzgP39aXc9QyMsSn48xLqo-Ecf07Mz-mODROqViV549dOfzSdqd3ygYVLINnEtFC1mAaS1m6zz10A2ezplDsZ4EflpzIuTXFqeQ4PZBJMhGowrg3f02gKW4r6EwVNJp6DMOWUqWc/s1600/keutamaan-shalat-tahajud.jpg]
[Sumber : Ubaidurrahim El-Hamdi. 2013. Super Lengkap Shalat Sunah. Jakarta: Kawah Media]

0 Response to "Tata Cara Melaksanakan Sholat Tahajud"

Post a Comment

Terimakasih atas kujungannya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan materi artikel! Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.