Tanggung Jawab Muslimah Terhadap Kedua Orang Tua

Tanggung Jawab Muslimah Terhadap Kedua Orang Tua

Tanggung Jawab Muslimah Terhadap Kedua Orang Tua |  
“ Dan tuhan mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya …” (Al Isra: 23)

Tampak sekali dalam ayat di atas Allah SWT. Mengangkat derajat orang tua sedemikian rupa sehingga patut mendapatkan sikap yang baik dari anak-anaknya, bahwa orang tua belum beriman sekalipun. Kecuali keduanya telah menyuruh untuk melakukan perbuatan syirik. Perintahnya harus kita laksanakan dengan baik selama keduanya tidak mengajak ke dalam kesyirikan,

“Dan jike keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…” (Luqman:15)

Demikian dengan Rasulullah SAW. Beliau menjadikan kedua orang tua, terutama ibu adalah orang-orang yang berhak mendapatkan perlakuan baik. “Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah dan bertanya: “Ya Rasulullah, siapakah yang berhak saya pergauli dengan baik? “Rasulullah menjawab:”Ibumu”, Orang itu bertanya lagi :”Lalu sipa “, Beliau menjawab”Ibumu”, Kemudian siapa lagi :”Beliau menjawab :”Bapakmu” demikianJawaban Rasulullah (Muttafaq ‘alaih)

Berikut in tanggung jawab wanita muslimah terhadap orang tuanya:

a. Birul Walidain (Berbuat Baik Kepada Orang Tua)
Allah Azza wa Jalla memberikan kududukan tinggi dan mulia kepada orang tua. Allah meletakkan kedudukan tersebut setelah kedudukan iman dan tunduk patuh padaNya. (QS. An Nisa: 36)

    “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada orang Ibu-Bapa, karib-kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan tema sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong membangga-banggakan diri,”

    Dekat dan jauh disini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula yang muslim dn yang bukan muslim.

    Ibnus sabil ialah orang yang bukan perjalanan yang bukan ma’shiat yang kehabisan bekal. Termasuk anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.

Wanita muslimah yang menyadari petunjuk agamanya merupakan anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Tanggung jawab ini tidak akan behenti sampai menjalani hidup rumah tangga dan mengaduh putera-puterinya, tetapi akan terus berlanjut hingga akhir hayatnya. Hal itu merupakan wujud pengamalan Al-Qur’an.

Rasulullah SAW menempatkan birrul walidain dintara dua amalan terbesar dalam Islam, yaitu shalat pada waktunya dan jihar di jalan Allah.

Shalat adalah tiang Agama, sedangkan jihad di jalan Allah merupakan puncak tertinggi Islam. Lalu adakah kedudukan yang paling mulia yang diberikan Rasull selain kedudukan itu?

“Pernah datng seseorang laki-laki kepada Rasulullah yang menbai’atnya untuk hijrah dan jihad dengan tujuan mencari pahala dari Allah.rosulu tidak menerimanya, akan tetapi menerimanya, akan tetapi bertanya: “apakah saah seorang dari kedua orang tuamu masih hidup?”. Orang itu menjawab:”masih, bahkan keduanya masih hidup”. Maka rosul bersabda:”bukankah engakau ingin mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala? Dia menjawab: “Benar” Kemdian Rasul bersabda: “kembalilah kapada orang tuamu dan pergaulilah mereka dengan baik (Muttafaq ‘Alaih).

Ada seseorang laki-laki yang datang dan meminta izin kepada Rasulullah untuk berjihad. Lalu beliau bertanya:”Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Orang itu Menjawab:” masih” maka Rasull pun bersabda :” Demi keduanya, berangkatlah berjihad”

Pada kisah pertama, bagaimana Rasulullah mendahulukan merawat kedua orang tua yang sudah renta ketimbang berangkat berjihad, karena Rasull mengetahui orang tua laki-laki itu lebih membutuhkan anaknya, sementara medan jihad masih ada orang lain, meski saat itu nabi masih membutuhkan jumlah pasukan.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah berbuat baik kepada orang tua tetap dilakukan meski keduanya bukan muslim. Seperti yang dikisahkan dalam hadist berikut ini:

Asma binti abu Bakar r.a berkata: “Ibuku pernah mendatangiku, sedang dia seorang musyrik pada masa Rasulullah. Lalu aku meminta petunjuk kepada Rasul: “Ibuku telah datang kepadaku dengan oenuh harapan kepadaku, apakah aku harus menyambung hubungan dengan ibuku itu? Beliau menjawab:” Benar, sambunglah hubungan dengan ibumu!” (Muttafaq ‘alaih).

Berbuat baik kepada orang tua juga berarti sangat takut berbuat durhaka kepada orang tua dalalm bentuk berkata kasar, nada suara yang melampaui  suara orang tua, berkata ‘uf’ (ah), menyakiti hatinya, megniaya fisiknya, tidak menghormatinya, tidk memuliakannya, termasuk membiarkannya bekerja keras sementara anak mampu untuk mengerjakannya.

Hendaknya wanita muslimah berbuat baik kepada ibu, kemudian kepada bapak. Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah dan bertanya : “Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak saya pergauli dengan baik? “Rasulullah menjawab:”Ibumu” Ia bertanya lagi:”lalu siapa “ Beliau menjawab:”Ibumu”. Kemudian siapa lagi”: “ibumu”. Ia bertanya lagi:”lalu siapa?” Beliau menjawab: “Bapakmu” demikian jawaban Rasulullah. (Muttafaq’alaih)

b. Menghormati Kerabat-Kerabatnya
Menghormati kerabat orang tua dari jalur ibu dan bapak seperti paman, tantr, depupu, dan seterusnya merupakan tanggung jawab muslimah kepada orang tua, yakni memelihara hubungan kekeuargaan. (An Nisaa:1)

“Hai kalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-Mu yang telah mecipatakan kami dari seorang diri, dan dari padaya, Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (memergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."

Maksud daripadanya menurut Jumhur Mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s berdasarkan hadist riwayat Bukhari dan muslim. Disamping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsure yang serupa yakni tanah yang daripadanya Adam a.s diciptakan.

Menurut kebiadaan orang Arab, apabila mereka menyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti : As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.

Kedudukan menghormati dan berbuat baik kepada kerabat menempat kedudukan setelah berbuat baik kepada orang tua, (An-Nissa: 36)

c. Mendo’akannya
Diantara tanggung jawab wanita muslimah kepada orang tua adalah selalu mendo’akannya.
Dalam sebuah hadist diceritakan, bahwa ada orang tua yang bertanya-tanya kepada Allah pada hari pembalasan karena medapatkan ni’mar surge, lalu Allah menjawab tiu karena do’a anaknya yang sholeh (Muttafaq ‘alih).

Allah memberikan tuntunan sebagaimana seharusnya seorang anak tidak melupakan orang tuanya dalam do’a. (QS. Al Israa: 24)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkannlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

Mendoakan orang tua adalah bentuk amal kebajikan yang tidak akan terhalang hingga di hari pembalasan. Dalam hadist shohih disebutkan bahwa salah satu diantara 3 amal manusi yang tidal pernah putus setelah manusia meninggal adalah anak yang sholeh.

Mendo’akan juga merupakan memperkuat hubungan ruhiyah antara anak dan kedua orang tua kepada Allah. Bagi wanita muslimah ini sangat penting karena kelak ia akan memasuki kehidupan berikutsebagai seorang ibu. Sehingga ia menghayati betapa berartinya sebuh do’a.

d. Memohonkan Ampun Untuk Mereka
Sebagai manusia biasa, orang tua sangat mungkin banyak melakukan kakhilafan dan kesalahan. Hendaknya wanita muslimah memahami ini. Maka ketika mendo’akan mereka sertai dalam do’a permohonan ampun kepada Allah atas segala kekhilafan dan kesalahan orang tua. Ketika seorang anak masih kecil, maka kedua orang tuanya sealu mendoakan agar ia tumbuh besar sehat, cerdas dan beriman. Do’a ini diucapkan dengan penuh kasih sayang tanpa putus. Maka sebagai bentuk kasih sayang anak kepada orang tua, sudah sepatutnya seorang anak juga mendo’akan bagi mereka, meski belum tentu berbanding nilai yang sama. (Hadist mendo’akan mohon ampun kepad Allah untuk orang tua)\

e. Menunaikan Janjinya
Wanita muslimah menunaikan janji kedua orang tuanya ketika orang tuanya telah meninggal.

Dikisahkan seorang wanita dari suku Juhainah yang datang kepad Nabi SAW, selanjutnya wanita itu bertutur,
“Ibuku pernah bernazar untuk menunaikan ibadah haji tetapi ia meninggal sebelum ia menunaikannya. Apakah aku harus berhaji untuknya? Nabi menjawan, “Ya berhajilah untuknya, bukankah engkau mengetahui bahwa apabila ibumu mempunyai uang engkau akan membayarnya, karena itu tunaikanlah haji, karena hak Allah lebih wajib untuk dipenuhi.” (HR Bukhri)

Dalam riwayat lain disebutkan wanita itu berkata,
“Ibuku mempunyai hutan pusa selama satu bulan, apakah aku harus menggantinya?” Nabi menjawab, “Berpuasalah untuknya,” (HR. Muslim).

Oleh krena itu penting bagi wanita muslimah mengetahui dan menuaikan janji termasuk hutang kedua orangtuanya dari pertanyaan Allah di akhirat nanti.

f. Menyambungkan Persaudaraan Kerabat Kedua Orang Tua.
Islam telah memberikan penghormatan terhadap kaum kerabat, menganjurkan melakukan hubungan kekerabatan dan samgat membenci orang yang menolak atau memutuskan hubungan kekerabatan.

Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah, Rasul SAW. Bersabda,
“Seseungguhnya Allah telah meciptakan makhluk hingga ketika selesai menciptakan mereka itu kaum kerabat berdiri seraya berkata, “ini adalah tempat kembalinya mereka yang kembali kepada-Mu setelah memutuskan silaturahmi,”

Allah berfirman, “ Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?.” Mereka itulah orang yang di la’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga merekan dan dibutakan-Nya pengklihatan mereka (Muhammad: 22-23)

Melalui ayat tersebut Allah memperintahkan manusia untuk menyambung talu persaudaraan di antara kerabat. Hal ini dilakukan untuk memperluas kebaikan dan mewariskan keimanan pada Allah dalam hubungan kekerabatan. Bagaimana Rasulullah mencontohkan kepada keluarganya pada setiap kali memasak penganan agar dilebihkan untuk bisa dibagikan kepada kerabat Khadijah ra., ketika Khadijah sudah wafat Allahu A’lamm.


Sourch :  Tanggung Jawab Muslimah Terhadap Kedua Orang Tua, Cara Berbakti Kepada Orang Tua, Cara Membahaigakan Orang Tua, Hukum Islam Tentang Anak Terhadap Orang Tua, Hadist tentang Tanngung Jawab Terhadap Orang Tua.

[img:http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/berbakti-kepada-orang-tua-ilustrasi-_120212200936-347.jpg]

0 Response to "Tanggung Jawab Muslimah Terhadap Kedua Orang Tua"

Post a Comment

Terimakasih atas kujungannya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan materi artikel! Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.