Tips Menjaga Tubuh dari Perbuatan Dosa dalam Ajaran Islam

Tips Menjaga Tubuh dari Perbuatan Dosa dalam Ajaran Islam

Tips Menjaga Tubuh dari Perbuatan Dosa dalam Ajaran Islam | Menjaga tubuh dari dosa atau Hifzhul Jawarih Minadz Dzunub. Allah swt berfirman: “Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna.” (QS. Attin:4).

Demikian manusia telah diciptakan Allah dalam keadaan sempurna dan istimewa, tidak seperti makhluk-makhluk lain seperti malaikat, jin, setan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Apa yang membuat manusia diciptakan dalam keadaan sempurna? Paling ada tiga komponen yang diberikan Allah swt. Kepada manusia sehingga menjadi makhluk yang sempurna, yaitu akal, ruh, dan jasad.
Tiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling menyempurnakan. Jika salah satu hilang, maka kesempurnaan manusia akan hilang. Akal yang digunakan untuk berfikir, membedakan manusia dari binatang. Karena itu, jika manusia tidak mau menggunakan akalnya dengan baik, maka tak ubahnya seperti binatang. Ruh membuat manusia mampu bergerak dan melakukan aktivitasnya. Jika ruh hilang dalam diri manusia, maka tak ubahnya seperti mayat yang terbujur kaku. Tidak bisa bergerak. Jangankan bergerak, menepis sesuatu yang menempel di tubuhnya pun tidak bisa. Jasad juga sangat dibutuhkan dalam diri manusia. Jika tidak ada jasad, maka dirinya tidak terlihat, dan ini tak ubahnya seperti jin, setan dan malaikat. Alangkah baik jika seperti malaikat, makhluk yang dimuliakan Allah. Namun jika seperti setan? Naudzubillah min dzalik. Namun demikian kesempurnaan manusia adalah relatif. Dengan tiga komponen yang dianugerahkan Allah ini, diharapkan manusia mampu menjalankan perintah Allah dengan maksimal dan baik, bersyukur kepada Yang Maha Pemberi, dan beribadah kepada sang Khaliq.

Allah mengingatkan dalam ayat ke 5-8 surat At-Tiin: “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”.

Allah akan menghinakan manusia karena mereka tidak mau menggunakan akal untuk memikirkan segala ciptaan Allah hingga menghasilkan iman yang dalam kepadanya. Allah juga akan menghinakan manusia yang tidak menggunakan ruhnya untuk beribadah. Allah pasti akan menghinakan manusia yang tidak menggunakan jasadnya untuk menjalankan segala kewajiban dan tidak mampu menjaga dari dosa-dosa yang dilarang. Dalam agama ada dua bagian penting: pertama, melakukan ketaatan terhadap segala perintah Allah; kedua, menjauhi segala larangan Allah.

Perbuatan taat adalah pekerjaan yang mudah. Setiap orang mampu mengerjakannya. Tapi, menginggalkan kemaksiatan adalah perbuatan yang paling berat karena terkait dengan meninggalkan kesenangan dan keinginan, karena itu meninggalkan kemaksiatan adalah perbuatan yang tidak bisa dilakukan kecuali hanya oleh shiddiqun (orang-orang yang jujur) dalam beribadah dan bersungguh-sungguh dalam meninggalkan kemaksiatan. Rasulullah saw. Bersabda: “Al-Muhajir (orang yang hijrah) adalah yang meninggalkan keburukan, dan al-mujahid (orang yang berjihad) adalah yang bersungguh-sungguh menahan hawa nafsunya”.

MAKSUD HIFZHUL JAWARIH MINADZ DZUNUB
Al-hifzhul berarti menjaga, memelihara. Al-jwarih berarti bagian-bagian tubuh yaitu anggota tubuh yang ada dalam tubuh manusia baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang ada diluar atau yang ada dalam tubuh, seperti tangan, kaki, telingga, mata, hidung, mulut, perut, dan hati. Ad-dzunub adalah dosa-dosa. Jadi, maksud dari hifzhul jawarih min ad-dzunub adalah memelihara dan menjaga anggota tubuh dari segala dosa, sehingga dirinya dapat terpelihara dari maksiat dan terhindar dari azab Allah swt.

MAKNA ADZ-DZUNUB DAN PEMBAGIANNYA
Ad-dzunub-jamak dari kata dzanbun (dosa)-adalah balasan atau ganjaran Allah terhadap seseorang yang melakukan kemaksiatan. Rasulullah saw. Men-tamtsil-kan dosa seperti noklah hitam. Jika bertaubat, noktah hitam tersebut akan hapus. Para sahabat Nabi menganggap dosa-walaupun dosa dari kesalahan yang kecil-seperti gunung besar dan tinggi yang akan menimpa diri mereka.

Sementara, Imam Al-Ghazali men-tamtsil-kan dosa seperti kaca jendela yang setiap hari tertimpa debu. Jika kaca tersebut setiap hari dibersihkan, maka akan selalu tetap bersih. Namun jika dibiarkan dan tidak dibersihkan, debu akan terus bertambah dan lambat laun akan membuat kaca tertutup oleh debu sehingga cahaya matahari tidak bisa menembus kaca yang tertutup dengan debu.

Berdasarkan jenisnya, dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar dan dosa kecil. Dosa besar adalah dosa yang dilakukan oleh seseorang karena melakukan kemaksiatan seperti zina, memakan harta riba, syirik, menyembah kepada selain Allah, dan bersumpah palsu. Sedangkan dosa kecil yaitu dosa yang dilakukan oleh seseorang karena melakukan kesalahan atau pelanggaran.

JENIS-JENIS JAWARIH
Al-jawarih (anggota tubuh) adalah nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Tanpa al-jawarih, kesempurnaan manusia akan hilang. Jika salah satu jawarih hilang, maka dianggap cacat. Al-jawarih juga merupakan amanah Allah yang harus dipelihara dan tidak boleh dikhianati, tidak digunakan untuk melakukan kemaksiatan, dan harus dipelihara dari dosa. Siapa yang melanggarnya, dianggap telah melakukan kezhaliman tehadap jawarih-nya. Setiap al-jawarih yang dimiliki oleh manusia akan menjadi saksi nanti di hari kiamat. Jawarihnya akan berbicara di hadapan Allah guna memberikan kesaksian terhadap apa yang diperbuat oleh pemilik jawarih tersebut. Allah berfirman: “Pada hari itu lisan-lisan, tangan-tangan, dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi terhadap apa yang mereka lakukan (di dunia).”

Adapun al-jawarih yang khusus kita jaga ada tujuh, yaitu mata, telingga, lidah, perut, kemaluan, tangan, dan kaki. Adapun adab-adab menjaga al-jawarih dari dzunub adalah sebagai berikut:

A. ADAB MATA
Allah swt berfirman: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An-Nur:30-31).
Mata diciptakan untuk memberikan petunjuk dalam kegelapan, membentu pada kebutuhan-kebutuhan yang dilakukan oleh anggota tubuh lain, melihat keindahan ciptaan Allah dari langit dan bumi dan makhluk lainnya, sehingga dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah.

Memlihara mata dapat dilihat pada empat hal: Menggunakannya untuk melihat sesuatu yang tidak diharamkan. Menggunakannya untuk melihat pada sesuatu yang tidak menggumbar nafsu. Menggunakannya untuk melihat pada seorang muslim tidak dengan pandangan hina. Menggunakannya untuk melihat pada seorang muslim untuk tidak membuka aib.

B. ADAB TELINGA
Telingga diciptakan untuk mendengar kalam Allah, sunnah Rasulullah saw, dan ceramah-ceramah yang dapat memberikan faedah mengenal Allah swt,. Raja Yang Maha Hidup dan Pemberi Nikmat Yang Tiada henti. Adapun telinga hendaknya dipelihara dari mendengar sesuatu yang bid’ah, ghibah, maksiat, batil, dan dari menceritakan aib orang lain.

C. ADAB LISAN
Diriwayatkan bahwa seseorang mendapat syahid dalam kancah perang pada masa Rasulullah saw, maka seseorang berkata, “Selamat baginya surga.” Rasulullah saw bersabda: “Kalian tidak mengetahui bahwa dirinya banyak berbicara sesuatu yang tidak perlu dan kikir pada orang yang membutuhkan.”

Adapun adab menjaga lisan ada 5, yaitu:
  1. Jagalah lisan dari berdusta. Yaitu menjaganya dari jidal dan canda, tidak membiasakan pada dusta karena dusta merupakan pangkal dari dosa.
  2. Jaga lisan dari janji. Jika seseorang berjanji, maka harus ditunaikan janji tersebut, kecuali karena udzur syar’i atau darurat, namun sebisa mungkin untuk bisa menepati janji tersebut dan tidak melanggarnya; karena melanggar janji merupakan akhlak yang paling tercela dan salah satu dari sifat munafik.
  3. Tidak Ghibah. Ghibah adalah menceritakan diri seseorang yang tidak disukai walaupun yang diceritakan mendengarkannya, jika benar maka dirinya telah melakukan ghibah dan zhalim. Maka dari itu seseorang harus memelihara dirinya dari berbuat ghibah, karena ghibah adalah perbuatan yang tercela dan paling jahat.
  4. Jangan berbantah-bantah dan jidal. Yaitu berbantah-bantah dalam bicara di hadapan orang lain dengan tujuan menghinakan orang tersebut sambil menampakkan dirinya orang yang paling bersih, pintar, dan berwawasan luas.
  5. Tidak mencela ciptaan Allah. Seseorang tidak boleh mencela ciptaan Allah; seperti hewan, makanan, atau manusia sendiri. Tidak menuduh orang pada kekafiran atau nifak; karena kufur dan nifak adalah urusan Allah dan merupakan perbuatan hati. Dan yang berhak membuka perbuatan hati adalah Allah.
D. ADAB PERUT
Adapun perut harus dipelihara dari memakan makanan yang haram dan syubhat. Berusahalan mencari yang halal. Bagi seseorang yang telah mendapatkan harta yang halal, maka hendaknya berusaha menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Tidak memakannya hingga kekenyangan karena kekenyangan akan membuat hati keras, merusak akal, melemahkan daya ingat, membuat anggota tubuh berat untuk beribadah dan membaca Al-Qur’an, meninggikan nafsu syahwat dan membuka pintu setan sehingga masuk kedalamnya.

E. ADAB KEMALUAN
Kemaluan harus dipelihara dari hal-hal yang diharamkan Allah, sebagaimana yang difirmankan Allah swt: “Dan mereka yang memelihara farj (kemaluannya) kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak mereka.” Pemeliharaan kemaluan tidak akan bisa diraih kecuali dengan memelihara mata dari pandangan yang diharamkan, menjaga hati dari menghayal dan menggumbar syahwat, dan menjaga perut dari shubhat dan kekenyangan karena semua itu merupakan pemicu dari syahwat.

F. ADAB TANGAN
Adapun tangan juga harus dipelihara dari melakukan tindakan yang merugikan orang lain; seperti memukul orang lain tanpa alasan yang dibenarkan, mengambil hak orang lain dengan cara yang tidak halal, menyakiti setiap makhluk Allah, berkhianat, menulis seuatu yang tidak dihalalkan, karena tulisan adalah pengganti lisan.

G. ADAB KAKI
Adapun kaki harus dipelihara dari berjalan menuju yang haram dan ketempat yang diharamkan. Tidak menggunakannya untuk menendang atau melakukan kekerasan, dan berusaha untuk melangkahkannya ketempat yang halal dan diperbolehkan; seperti masjid, majelis taklim, berziarah ke tempat saudaranya sesama muslim, dan membantu orang lain dalam kebenaran dan kebaikan.

Demikan hifhzul jawarih yang harus dipelihara oleh setiap muslim. Amal jawarih merupakan cerminan dari kondisi hati. Karena itu, jika seseorang ingin berhasil melakukan hifhzul jawarih, hendaknya memelihara hatinya agar bersih dari dosa dan kotoran. Baik dan buruknya jawarih terlihat dari kondisi hati.

Suplemen : Kisah Hasan Al Bashri dan Tetangga Nasrani

Search buletin: Tips menjaga tubuh dari perbuatan dosa, agar terhidar dari dosa dan perbuatan buruk, adab menjaga tubuh dati perbuatan dosa, adab menjaga tubuh dari dosa yang harus dipelihara oleh setiap muslim

[Sumber: Buletin Da’wah Hidayah-Edisi 243 / 26 Shafar 1433 H]
[Gambar: http://berita.upi.edu/files/2011/04/al-quran.jpg]

0 Response to "Tips Menjaga Tubuh dari Perbuatan Dosa dalam Ajaran Islam"

Post a Comment

Terimakasih atas kujungannya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan materi artikel! Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.