Tips Agar Kondisi Pikiran Selalu Positif

Tips Agar Kondisi Pikiran Selalu Positif

Tips Agar Kondisi Pikiran Selalu Positif | Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah SWT berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingatkan-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatknya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kempulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik dari pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no.6970 dan Muslim no.2675).

Hadits ini adalah hadits qudsi, yaitu hadist yang diriwayatkan dari Nabi SAW dari Allah SWT. Hadits ini adalah hadits yang amat mulia di mana berisi perkara mulia yang berkenaan dengan Allah SWT, yaitu berisi pembicaraan sifat-sifat Allah.

Hadits ini mengajarkan untuk berhusnudzon (berprasangka baika) kepada Allah. Yaitu hendaknya setiap hamba hendaklah berprasangka pada Allah bahwasannya Dia Maha Pengampun, begitu menyayangi hamba-Nya, maha menerima taubat, melipatgandakan ganjaran, dan memberi pertolongan bagi orang beriman. Berhusnudzon pada Allah disini dibuktikan dengan seorang hamba punya rasa harap dan rajin memohon do’a pada Allah.

Sikap husnudzon akan terpancar pada pikiran yang cerah, bersih, dan cemerlang yang akan membawa kita pada sebuah langkah hidup yang tenang, mulus dan lurus. Pikiran-pikiran positif seperti itulah yang harus diciptakan agar kita tidak mengalami kehidupan yang timpang dan gamang. Banyak langkah yang Islam anjurkan untuk mengkondisikan agar pikiran kita selalu positif, berikut langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

LURUSKAN PIKIRAN

“Apa yang dilakukan oleh musuh-musuh ku? Tamanku dan surgaku berada dalam dadaku. Membunuhnya sama saja dengan mati syahid. Mengasingkanku sama saja dengan bertamasya. Memenjarakanku sama saja dengan berkhalwat (menyendiri dar keramaian). “Demikian kata Syaikul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau berusaha mensetting pikirannya untuk senantiasa lurus dan menyenangkan.

Karena memang banyak hal dan kejadian dalam hidup kita yang merupakan hasil dari pikiran kita sendiri. Misalnya bila kita berpikir bahwa kita bisa melakukan sesuatu maka kita akan biasa melakukannya. Oleh karena itu, dengan kapasitas yang kita miliki, kita dapat mengubah jalan hidup, dengan mengubah jalan pikiran kita. Sesungguhnya, bayangkan pikiran yang dimiliki setiap orang mengenai diri sendiri, juga banyangkan pikiran mengenai apa yang akan kita lakukan, memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan pribadi.

Hal ini sebagaimana di tekankan oleh James Allen, “Segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya. Seseorang dapat bangkit dengan kedua kakinya dan beraktifitas. Hal itu juga karena faktor pikirannya. Begitu pula seseorang bisa sakit atau sembuh karena faktor pikirannya.”

Kedudukan seseorang bukanlah penentu kebahagiaan ataupun kesengsaraan seseorang. Kebahagiaan dalam hati yang lapang, syukur, dan pikiran yang tenang. Jadi hal yang menentukan semua itu adalah dirinya, akalnya, dan pikirannya.

Kita bisa lihat bagaimana Syaikh Ibu Taimiyah mengubah cobaan berat menjadi sebuah karunia? Mengubah bencana menjadi sebuah kebaikan? Hal itu karena ia telah membentuk pikirannya dengan cara yang benar, suatu cara yang memberikannya suatu kebahagiaan dan bukan kesedihan.

HILANGKAN PENYAKIT HATI

Salah satu penyakit tersembunyi ini adalah iri. Orang yang berpenyakit iri, akan lebih menyakiti dirinya sendiri karena suatu hal yang bukan miliknya. Allah SWT berfirman, “ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia[311] yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar” (QS. An-Nisa:54)

Sering kali, kita sendirilah yang membuat rasa cemas terjadi pada diri kita. Juga kita sendiri yang memilih terjadinya kesusahan dan kesedihan. Bahkan lebih dari itu, mungkian ada diantara kita yang menyiksa diri dengan penyakit hari pada diri kita. Akibat adanya kerusakan pikiran kita dan akibat sedikitnya iman kita kepada Allah SWT. Seperti halnya orang –orang yahudi yang sangat memusuhi orang-orang mukmin. Hal yang mencegah mereka untuk beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah perasaan iri mereka kepada Rasulullah SAW kerena beliau merupakan orang arab dan bukan keturunan bani israil. Selanjutnya, lihatlah bagaimana sifat iri itu menghancurkan pemiliknya! Mereka menuju neraka dan tetap tidak mempercayai kenabian Muhammad SAW, pahal mereka mengetahui bahwa Rasulullah benar-benar seorang Nabi. Mereka juga mengenal Rasulullah seperti halnya mereka mengenal anaknya sendiri. Akan tetapi, karena sifat iri yang masih ada dalam diri mereka, akhirnya mereka menjadi kafir dan bepaling dari petunjuk Allah. Na’udzubillah...

JANGAN SEDIH DENGAN MASA LALU, PIKIRKAN MASA KINI DAN MASA DEPAN

Anas ra. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kesedihan. Dan aku berlindung kepadaMu dari perasaan lemah dan malas, dari rasa takut dan bakhil dari terjepit oleh untang dan pengusaan orang-orang.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitulah Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk belindung kepada Allah dari perasaan sedih. Sedih yang disebabkan oleh kejadian masa lalu, yang membawa dampak kesusahan pada kehidupannya saat ini. Kesalahan ketika memanagemen keuangan hingga jatuh terlilit hutang, hingga membuat hatinya diliputi rasa was-was dan tidak tenang. Sedih karena kegagalan demi kegagalan akibat rasa malas, hati dan pikiran yang lemah, dan kejadian masa lalu yang menyebabkan trauma di masa kini.

Bila kita sadari sesungguhnya perasaan sedih karena masa lalu, juga karena mengingat peristiwa masa lalu yang tidak mungkin kembali lagi merupakan suatu kelemahan yang akan menjadikan seseorang merasa terbelenggu dan hanya akan menjadikannya lemah dan tak berdaya. Perbuatan yang harus dilakukan saat ini adalah mengerjakan sesuatu dengan sempurna disertai dengan meminta pertolongan kepada Allah. InsyAllah, tidak akan lemah dan kemenangan akan selalu menemani. Akan tetapi, apabila Allah mentakdirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak kita tau ibarat angin berhembus begitu saja tanpa mengikuti kemauan perahu layar, janganlah menyesal dan kecewa atas peristiwa itu dan mengatakan, “Seandainya kemarin aku, melakukan ini, dan tidak mengerjakan yang itu, niscaya akan baik hasilnya.”

Perkataan seperti itu adalah perkataan orang yang lemah. Perkataan itu akan menyebabkan seseorang muslim merasa susah dan sedih. Kesedihan semacam itu tidak akan mendorong seseorang menuju masa depan yang lebih baik, melainkan akan menjadikan seorang muslim hanya berjalan ditempat.

Karena sesungguhnya semua yang telah Allah takdirkan kepada semua hamba-Nya yang beriman adalah kebaikan, entah itu berupa musibah taupun kenikmatan. Semua akan ada hikmahnya dibalik setiap kejadian yang menimpanya bila disikapi dengan sabar dan syukur.

RIDHA DENGAN TAKDIR ALLAH

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Banyak sekali orang yang mengeluh karena diliputi rasa cemas. Sumber kecemasan dan permasalahan mereka adalah beberapa hal yang tidak ada penelesaiannya. Hal-hal itu sudah menjadi takdir dari Allah yang tidak dapat ditolak.

Sosok muslim yang benar adalah yang mampu menanggung musibah-musibah yang dialaminya dengan hati yang teguh, keyakinan yang mendalam, dan kesabaran yang baik. Oleh karena itu, janganlah mengatakan sesuatu yang menjadikan Allah tidak ridha.

Demikianlah, masih banyak cara yang bisa ditempuh untuk membimbing pikiran agar selalu berfikir positif. Mendekatkan diri kepada Allah juga tidak kalah pentingnya dalam hal ini, ia akan merasa ada yang selalu mengawasinya dalam setiap langkah hidupnya.

Search Buletin: Tips Agar Kondisi Pikiran Selalu Positif, melatih berpikit positif kepada Allah di setiap hari, cara agar dapat bepikir positif kepada Allah

[Sumber: Buletin Da’wah Hidayah-Edisi 287 / 21 Shafar 1434 H]
[Img: http://fakhrudins.files.wordpress.com/2011/05/islam-agamaku1.jpg]

0 Response to "Tips Agar Kondisi Pikiran Selalu Positif"

Post a Comment

Terimakasih atas kujungannya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan materi artikel! Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.