Tips menjadi Ibu Zaman dalam Islam
Tips menjadi Ibu Zaman dalam Islam | Bulan Desember menjadi bulan yang sangat istimewa bagi para ibu, karena di dalam bulan Desember terdapat hari khusus yang disebut dengan Hari Ibu. Pada hari tersebut tiba-tiba semua orang mengingat akan kebaikan-kebaikan seorang ibu, mengelu-elukan jasa-jasanya, seakan seluruh ibu di negeri ini baik semua dan pantas mendapatkan penghargaan dan penghormatan atas segala jasa dan pengorbanannya, meskipun dalam kenyataanya masih kita temui bermacam-macam karakter seorang ibu. Ada ibu yang pantas mendapatkan seluruh apresiasi itu, namun ada juga ibu-ibu yang masih perlu berbenah.
Di setiap zaman, kita mendapati adanya ibu-ibu yang SUPER SPESIAL yang atas jasanya layak disebut sebagai IBU ZAMAN. Disebut sebagai Ibu Zaman karena perannya yang diakui khalayak. Sebut saja Ibunda Khadijah Al Kubro yang mampu memerankan fungsi Ibu Negara dan peradaban yang bijak, Ibunda Aisyah yang mampu menjadi gudang ilmu dan rujukan setiap permasalahan umat. Kemudian RA. Kartini yang mampu membuka jalan pendidikan bagi kaum wanita, Sam Ratu Langi, Nyi Ahmad Dahlan, dst.
Bagaimana ibu-ibu itu bisa mencapai prestasi hidup yang sehebat itu? Mampukah ibu-ibu sekarang menjadi sebagaimana mereka, ibu-ibu zaman yang dikenang sepenjang masa? Lalu bagaimana ibu-ibu memulainya? Ada kata-kata bijak yang mungkin patut direnungkan oleh para ibu. Kata-kata ini bahkan dituliskan di atas batu nisannya untuk bisa diambil pelajaran bagi penerusnya. Pesan terakhir dari Westmingster Abbey :
“Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia ini agar bisa menjadi lebih baik, lalu seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia ini tidak pernah menjadi lebih baik. Maka cita-cita itupun agak ku persempit, lalu kuputuskan untuk mengubah negeriku sendiri, namun nampaknya hasrat itupun tidak membawa hasil. Ketika semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah keluargaku sendiri, yakni orang-orang yang paling dekat denganku, namun celakanya ternyata merekapun tidak mau berubah. Seandainya saja aku berpikir bahwa yang pertama ku ubah adalah diriku sendiri maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku terlebih dahulu, lalu berkat ispirasi dan dorongan mereka, bisa jadi akupun akan mampu memperbaiki negeriku, kemudian siapa tahu dengan begitu aku bisa mengubah potret dunia ini”
Ternyata menjadi seseorang dengan peran luar biasa bagi orang banyak itu diawali dari dirinya sendiri. Bagaimana kita bisa mengelola (memimpin) diri sendirilah yang akan mengantarkan kita bisa melakukan peran-peran hebat. Bagaimana kita mampu mengendalikan aktivitas kita pada hal-hal yang “membangun” saja. Tidak berlebihan jika Rasulullah SAW bersabda bahwa jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu sendiri. Hawa nafsu yang sering membawa kita untuk melakukan aktivitas yang “Laghwi” (sia-sia) dan cenderung bersenang-senang akan membuat kita terlena dan menghindari aktivitas yang susah, berat dan merepotkan, meskipun aktivitas itu akan membuat kita lebih baik, lebih mulia dan lebih produktif.
Sejarah mencatat bagaimana wanita-wanita zaman itu menempa diri sehingga menjadi pribadi-pribadi yang unggul.
Oleh Karen itu, dibutuhkan upaya bagi kita untuk bisa memastikan aktivitas-aktivitas kita adalah yang membangun, sehingga dari hari ke hari kita bisa mengembangkan diri kita dan akhirnya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
MEMAHAMI KEMBALI HAKIKAT PENCIPTAAN KITA DI DUNIA
Penciptaan kita di dunia sudah sangat gambalang diterangkan dalam beberapa ayat al Qur’an yakni untuk beribadah. Dunia ini juga sebagai ladang ujian bagi manusia, apakah dia hamba yang taat atau hamba yang khianat. Bagi hamba yang taat akan selalu berhati-hati memilih aktivitas yang dilakukan karena ia terikat dengan aturan-aturan agama, sedangkan bagi hamba yang khianat, ia terlenakan dengan kehidupan di dunia ini sehingga hanya memilih aktivitas-aktivitas yang menyenangkan saja.
Tentu saja ini bukan berarti aktivitas hamba yang taat itu selalu aktivitas yang tidak menyenangkan, karena letak kesenangan itu di hati. Aktivitas apapun ketika hati rela akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Dengan pemahaman akan hakikat penciptaan kita, maka aktivitas utama kita adalah aktivitas penghambaan kepada Allah sang Khalik, baik berupa ibadah khusus maupun ibadah umum. Ibadah khusus seperti sholat sunah dan wajib, tilawah Al Qur’an, shoum, dan dzikir adalah energy bagi hati kita. Ibadah umum yang berupa berbuat baik, berkarya dipekerjaan dan lain sebagainya juga akan memberikan kepuasan di hati sehingga hati senantiasa hidup dan bersemangat.
MELAKUKAN PERENCANAAN KEGIATAN, TARGET, DAN JUGA EVALUASINYA
Melakukan perencanaan adalah kata kunci keberhasilah kita menata kehidupan. Perencanaan bisa berupa perencanaan jangka panjang, menengah, pendek, bulanan bahkan perencanaan kegiatan yang bersifat harian. Seorang wanita jika tidak merencanakan secara tegas aktivitasnya akan terjebak pada aktivitas yang tidak penting.
Tuntutan peran seorang wanita yang sangat luar biasa baik dirumah maupun diluar rumah membuat waktu yang tersedia sangat sempit. Sering para wanita merasakan tiba-tiba sudah sore, tiba-tiba sudah pagi lagi. Memang dalam kehidupan ini kita terus berpacu dengan waktu, ia ibarat pedang yang akan menebas kita jika tidak direncanakan dengan baik. Dengan adanya perencanaan kita jadi bisa memastikan apakah sebuah aktivitas pada posisi penting atau tidak penting, perlu atau tidak perlu. Perencanaan ini kita sesuaikan dengan target yang telah kita canangkan, seorang ibu yang memiliki target tahun depan bisa membuat baju keluarga sendiri, maka aktivitas kursus menjahit menjadi aktivitas pilihan, beda dengan ibu yang tahun depan ingin mengembangkan hobinya menjadi pebisnis maka mengumpulkan ide, mengikuti pelatihan dan silaturrahim ke yang telah sukses menjadi aktivitas pilihan. Seorang ibu yang mentargetkan adanya sebuah TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) di daerahnya akan mengadakan pertemuan dengan warga sebagai agenda prioritasnya, bagitu seterusnya.
Setelah kita merencanakan sebuah aktivitas maka hak dari aktivitas itu adalah : diberikan waktu khusus. Misal membaca buku, memberikan waktu khusus dalam sehari untuk membaca buku, jika itu tidak kita lakukan maka akan terlewat. Contohnya setiap sore sekitar jam 5 aku akan membaca buku sambil menunggu waktu sholat maghrib tiba satu hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah melakukan evaluasi aktivitas yang sudah dilakukan.
MELAKUKAN KEGIATAN NYATA BAGI MASYARAKAT
Ibu-ibu zaman memiliki kepekaan terhadap keadaan masyarakat disekitarnya, yang dirasa harus dibenahi, ia benahi. Proses pembenahan melibatkan dirinya secara langsung, memberi contoh dan menjadi teladan. Dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat itu akan memperkaya jiwa. Kebaikan-kebaikan akan membayar dan sedikit demi sedikit keadaan akan berubah. Keinginan saja tanpa diwujudkan dalam kerja nyata hanya akan menjadi angan-angan kosong. Namun jika hal itu diwujudkan dalam amal nyata maka akan menarik bagi orang lain yang mempuyai keinginan yang sama untuk bergabung.
BERADA DALAM KOMUNITAS ORANG-ORANG YANG BAIK
Orang-orang disekitar kita cukup besar peranannya dalam membentuk diri kita. Dukungan mereka kita perlukan dalam melakukan kerja-kerja besar. Dukungan ini tidak selalu berbentuk dukungan langsung, tapi sekedar penyemangat pun akan memelihara keinginan kita. Adakalanya dukungan tidak kita peroleh dari orang-orang terdekat kita misal tetangga. Maka kita bisa mencari dukungan dikomunitas yang lain. Namun hal ini tentu tidak boleh dibiarkan berlanjut, karena dilingkungan kitalah keluarga dan anak-anak kita tumbuh. Oleh karena itu, upaya menjaga lingkungan yang baik harus selalu menjadi agenda utama kita.
Menjadi ibu zaman sebenarnya bisa dilakukan oleh ibu-ibu biasa, selama ada upaya sungguh-sungguh dan niat yang benar. Selamat HARI IBU (Umi S). Demikian bulletin Jum’at dengan judul Tips menjadi Ibu Zaman dalam Islam semoga bermanfaat.
Search : Tips menjadi Ibu Zaman dalam Islam, Bagaimana Memaknai Hari Ibu bagi Seorang Muslim, Tips menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama
Img : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/d0/Nyai_Ahmad_Dahlan.jpg/220px-Nyai_Ahmad_Dahlan.jpg
Source : Buletin Da’wah Hidayah Edisi 337 / 17 Shafar 1435 H
Di setiap zaman, kita mendapati adanya ibu-ibu yang SUPER SPESIAL yang atas jasanya layak disebut sebagai IBU ZAMAN. Disebut sebagai Ibu Zaman karena perannya yang diakui khalayak. Sebut saja Ibunda Khadijah Al Kubro yang mampu memerankan fungsi Ibu Negara dan peradaban yang bijak, Ibunda Aisyah yang mampu menjadi gudang ilmu dan rujukan setiap permasalahan umat. Kemudian RA. Kartini yang mampu membuka jalan pendidikan bagi kaum wanita, Sam Ratu Langi, Nyi Ahmad Dahlan, dst.
Bagaimana ibu-ibu itu bisa mencapai prestasi hidup yang sehebat itu? Mampukah ibu-ibu sekarang menjadi sebagaimana mereka, ibu-ibu zaman yang dikenang sepenjang masa? Lalu bagaimana ibu-ibu memulainya? Ada kata-kata bijak yang mungkin patut direnungkan oleh para ibu. Kata-kata ini bahkan dituliskan di atas batu nisannya untuk bisa diambil pelajaran bagi penerusnya. Pesan terakhir dari Westmingster Abbey :
“Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia ini agar bisa menjadi lebih baik, lalu seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia ini tidak pernah menjadi lebih baik. Maka cita-cita itupun agak ku persempit, lalu kuputuskan untuk mengubah negeriku sendiri, namun nampaknya hasrat itupun tidak membawa hasil. Ketika semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah keluargaku sendiri, yakni orang-orang yang paling dekat denganku, namun celakanya ternyata merekapun tidak mau berubah. Seandainya saja aku berpikir bahwa yang pertama ku ubah adalah diriku sendiri maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku terlebih dahulu, lalu berkat ispirasi dan dorongan mereka, bisa jadi akupun akan mampu memperbaiki negeriku, kemudian siapa tahu dengan begitu aku bisa mengubah potret dunia ini”
Ternyata menjadi seseorang dengan peran luar biasa bagi orang banyak itu diawali dari dirinya sendiri. Bagaimana kita bisa mengelola (memimpin) diri sendirilah yang akan mengantarkan kita bisa melakukan peran-peran hebat. Bagaimana kita mampu mengendalikan aktivitas kita pada hal-hal yang “membangun” saja. Tidak berlebihan jika Rasulullah SAW bersabda bahwa jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu sendiri. Hawa nafsu yang sering membawa kita untuk melakukan aktivitas yang “Laghwi” (sia-sia) dan cenderung bersenang-senang akan membuat kita terlena dan menghindari aktivitas yang susah, berat dan merepotkan, meskipun aktivitas itu akan membuat kita lebih baik, lebih mulia dan lebih produktif.
Sejarah mencatat bagaimana wanita-wanita zaman itu menempa diri sehingga menjadi pribadi-pribadi yang unggul.
Oleh Karen itu, dibutuhkan upaya bagi kita untuk bisa memastikan aktivitas-aktivitas kita adalah yang membangun, sehingga dari hari ke hari kita bisa mengembangkan diri kita dan akhirnya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
MEMAHAMI KEMBALI HAKIKAT PENCIPTAAN KITA DI DUNIA
Penciptaan kita di dunia sudah sangat gambalang diterangkan dalam beberapa ayat al Qur’an yakni untuk beribadah. Dunia ini juga sebagai ladang ujian bagi manusia, apakah dia hamba yang taat atau hamba yang khianat. Bagi hamba yang taat akan selalu berhati-hati memilih aktivitas yang dilakukan karena ia terikat dengan aturan-aturan agama, sedangkan bagi hamba yang khianat, ia terlenakan dengan kehidupan di dunia ini sehingga hanya memilih aktivitas-aktivitas yang menyenangkan saja.
Tentu saja ini bukan berarti aktivitas hamba yang taat itu selalu aktivitas yang tidak menyenangkan, karena letak kesenangan itu di hati. Aktivitas apapun ketika hati rela akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Dengan pemahaman akan hakikat penciptaan kita, maka aktivitas utama kita adalah aktivitas penghambaan kepada Allah sang Khalik, baik berupa ibadah khusus maupun ibadah umum. Ibadah khusus seperti sholat sunah dan wajib, tilawah Al Qur’an, shoum, dan dzikir adalah energy bagi hati kita. Ibadah umum yang berupa berbuat baik, berkarya dipekerjaan dan lain sebagainya juga akan memberikan kepuasan di hati sehingga hati senantiasa hidup dan bersemangat.
MELAKUKAN PERENCANAAN KEGIATAN, TARGET, DAN JUGA EVALUASINYA
Melakukan perencanaan adalah kata kunci keberhasilah kita menata kehidupan. Perencanaan bisa berupa perencanaan jangka panjang, menengah, pendek, bulanan bahkan perencanaan kegiatan yang bersifat harian. Seorang wanita jika tidak merencanakan secara tegas aktivitasnya akan terjebak pada aktivitas yang tidak penting.
Tuntutan peran seorang wanita yang sangat luar biasa baik dirumah maupun diluar rumah membuat waktu yang tersedia sangat sempit. Sering para wanita merasakan tiba-tiba sudah sore, tiba-tiba sudah pagi lagi. Memang dalam kehidupan ini kita terus berpacu dengan waktu, ia ibarat pedang yang akan menebas kita jika tidak direncanakan dengan baik. Dengan adanya perencanaan kita jadi bisa memastikan apakah sebuah aktivitas pada posisi penting atau tidak penting, perlu atau tidak perlu. Perencanaan ini kita sesuaikan dengan target yang telah kita canangkan, seorang ibu yang memiliki target tahun depan bisa membuat baju keluarga sendiri, maka aktivitas kursus menjahit menjadi aktivitas pilihan, beda dengan ibu yang tahun depan ingin mengembangkan hobinya menjadi pebisnis maka mengumpulkan ide, mengikuti pelatihan dan silaturrahim ke yang telah sukses menjadi aktivitas pilihan. Seorang ibu yang mentargetkan adanya sebuah TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) di daerahnya akan mengadakan pertemuan dengan warga sebagai agenda prioritasnya, bagitu seterusnya.
Setelah kita merencanakan sebuah aktivitas maka hak dari aktivitas itu adalah : diberikan waktu khusus. Misal membaca buku, memberikan waktu khusus dalam sehari untuk membaca buku, jika itu tidak kita lakukan maka akan terlewat. Contohnya setiap sore sekitar jam 5 aku akan membaca buku sambil menunggu waktu sholat maghrib tiba satu hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah melakukan evaluasi aktivitas yang sudah dilakukan.
MELAKUKAN KEGIATAN NYATA BAGI MASYARAKAT
Ibu-ibu zaman memiliki kepekaan terhadap keadaan masyarakat disekitarnya, yang dirasa harus dibenahi, ia benahi. Proses pembenahan melibatkan dirinya secara langsung, memberi contoh dan menjadi teladan. Dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat itu akan memperkaya jiwa. Kebaikan-kebaikan akan membayar dan sedikit demi sedikit keadaan akan berubah. Keinginan saja tanpa diwujudkan dalam kerja nyata hanya akan menjadi angan-angan kosong. Namun jika hal itu diwujudkan dalam amal nyata maka akan menarik bagi orang lain yang mempuyai keinginan yang sama untuk bergabung.
BERADA DALAM KOMUNITAS ORANG-ORANG YANG BAIK
Orang-orang disekitar kita cukup besar peranannya dalam membentuk diri kita. Dukungan mereka kita perlukan dalam melakukan kerja-kerja besar. Dukungan ini tidak selalu berbentuk dukungan langsung, tapi sekedar penyemangat pun akan memelihara keinginan kita. Adakalanya dukungan tidak kita peroleh dari orang-orang terdekat kita misal tetangga. Maka kita bisa mencari dukungan dikomunitas yang lain. Namun hal ini tentu tidak boleh dibiarkan berlanjut, karena dilingkungan kitalah keluarga dan anak-anak kita tumbuh. Oleh karena itu, upaya menjaga lingkungan yang baik harus selalu menjadi agenda utama kita.
Menjadi ibu zaman sebenarnya bisa dilakukan oleh ibu-ibu biasa, selama ada upaya sungguh-sungguh dan niat yang benar. Selamat HARI IBU (Umi S). Demikian bulletin Jum’at dengan judul Tips menjadi Ibu Zaman dalam Islam semoga bermanfaat.
Search : Tips menjadi Ibu Zaman dalam Islam, Bagaimana Memaknai Hari Ibu bagi Seorang Muslim, Tips menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama
Img : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/d0/Nyai_Ahmad_Dahlan.jpg/220px-Nyai_Ahmad_Dahlan.jpg
Source : Buletin Da’wah Hidayah Edisi 337 / 17 Shafar 1435 H
0 Response to "Tips menjadi Ibu Zaman dalam Islam"
Post a Comment
Terimakasih atas kujungannya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan materi artikel! Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.